Saat pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil-Oded M. Danial di Balai Kota pada 16 September 2013, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat lewat Mitra Citra Remaja (MCR) Bandung kembali menyampaikan usulannya kepada Ridwan Kamil tentang pentingnya materi Kesehatan Reproduksi (Kespro) yang harus masuk dalam kurikulum sekolah. Mengapa MCR menyampaikan hal itu kepada Wali Kota Bandung?
Bagi MCR Bandung, Ridwan Kamil sedari dulu memiliki perhatian serius terhadap persoalan remaja. Persoalan remaja yang memiliki risiko tinggi salah satunya adalah seks bebas yang berakibat pada kehamilan yang tak diinginkan (KTD), aborsi, dan infeksi menular sekual (IMS). Pada 6 September 2013, PKBI Jabar pernah mengundang beberapa media lokal Jabar untuk menyebarkan informasi terkait kondisi remaja Bandung yang telah melakukan seks bebas. Dalam rilis yang dikeluarkan oleh PKBI, kondisinya cukup memprihatinkan. Sekitar 57 persen remaja Bandung telah melakukan hubungan seks pra nikah.
Hal yang menjadi fokus perhatian kita terkait seks pra nikah bukan hanya pada moral remaja saat ini, tapi lebih dari itu adalah mengenai Kespro para remaja. Remaja saat ini sudah mengenal seks melalui berbagai informasi yang tersedia dan mudah diakses dari berbagai sumber. Remaja memiliki sifat ingin tahu bila mereka menemukan hal yang baru. Bila informasi yang tersedia diakses oleh remaja secara tidak tepat dan berimbang, bisa berdampak pada prilaku negatif. Sayangnya, meskipun mereka tahu tentang seks, tapi mereka tak mengetahui tentang Kespro. Risikonya adalah melakukan tindakan menyimpang, dan bisa berujung pada risiko seks yang lebih tinggi.
Apalagi tindakan negatif tersebut dilakukan oleh remaja, yang sangat rentan terhadap alat reproduksinya. Risiko yang dihadapi bukan hanya IMS saja, tapi bisa mengakibatkan kanker serviks (kanker leher rahim). Kita tahu, bahwa hubungan seks yang dilakukan oleh remaja bisa mengakibatkan kanker serviks. Bila seorang perempuan mengidap kanker serviks, bisa berakibat pada kematian.
Tentu saja hubungan seks tersebut dilakukan secara berulang, dan yang namanya seks memiliki sifat ketagihan. Bila sudah melakukannya, maka ia akan terus menerus ingin melakukan kembali. Pentingnya remaja mengetahui Kespro dan pendidikan seks agar bisa menghindari seks pra nikah. Selama ini, mereka tidak mendapatkan pengetahuan Kespro di ruang kelas. Meskipun di sekolah terdapat pelajaran Biologi, tapi tidak menyentuh materi Kespro, hanya anatomi reproduksi. Jika seperti itu, apa bedanya dengan materi anatomi pada hewan yang memiliki bobot materi yang sama dengan anatomi manusia.
Satu-satunya cara untuk memberikan pengetahuan terkait Kespro pada remaja sekolah adalah memasukannya ke dalam kurikulum sekolah. Mengapa harus kurikulum sekolah? Apakah dengan penyuluhan kepada remaja sekolah tidak cukup? Tentu saja tidak karena hal itu tergantung kebijakan sekolah masing-masing, sehingga tidak akan merata secara nasional. Sementara kebutuhan terhadap materi Kespro di semua sekolah pasti sama. Alasan selanjutnya, dengan masuk dalam kurikulum sekolah, materi Kespro tidak menjadi materi tambahan, tapi akan menjadi materi wajib diterima siswa.
Ridwan Kamil kala itu memberikan tanggapan, bahwa dia akan mendukung kampanye Kespro ke sekolah-sekolah, hanya saja jangan meminta materi Kespro masuk dalam kurikulum. Alasannya sederhana, itu adalah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Apalagi kurikulum 2013 baru disahkan. Meskipun tanggapannya hanya seperti itu, tapi penulis berharap ucapan Wali Kota baru ini bisa ditepati dengan meningkatkan kampanye Kespro ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung. Setidaknya, kampanye Kespro dimulai dari wilayah terkecil dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar