Pengacara senior dan bekas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2007-2009 Adnan Buyung Nasution membeberkan nasihat-nasihat untuk presiden SBY ke dalam bentuk buku. Jumat 25 Mei 2012 kesempatan tersebut datang dalam peluncuran bukunya berjudul “Nasihat untuk SBY” terbitan Buku Kompas. Peluncuran yang digelar di Hotel Pullman Jakarta Pusat ini memperoleh komentar dan dukungan. Padahal buku tersebut terbilang kontroversial. Pasalnya seorang anggota Wantimpres tidak boleh menyebarkan nasihat untuk seorang presiden ke publik.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden dalam pasal 6 ayat 1 disebutkan, bahwa ”Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden tidak dibenarkan memberikan keterangan, pernyataan, dan/atau menyebarluaskan isi nasihat dan pertimbangan kepada pihak mana pun.” Berarti Adnan Buyung telah menerobos UU ini tanpa ada rasa takut menerima tuntutan SBY.
Bukankah dia pakar hukum yang mengetahui seluk beluk hukum dan dunia peradilan. Adnan dikenal sebagai orang yang keras dan blak-blakan. Kesalahan SBY adalah, mau mengajak Adnan masuk anggota Wantimpres. SBY tak berpikir panjang, juga tak membaca karakter Adnan Buyung. Pasti sudah dapat dikira, Adnan Buyung tak akan betah di Wantimpres jika nasihat-nasihatnya tak didengar Presiden.
Sekarang tinggal beranikah SBY menuntut Adnan Buyung atas pemberebaran nasihat-nasihat dalam buku itu? Jika SBY berani, Adnan Buyung lebih berani lagi. Bisa mati kutu SBY jika menuntut Adnan Buyung. Saya tidak mengerti bagaimana Adnan akan melawan tuntutan SBY, tapi saya yakin Adnan bisa santai dan menang. Jangankan SBY, di era rezim Orde Baru saja dia berani berbicara lantang dan menantang Soeharto. Saya berkesimpulan, SBY akan membiarkan buku tersebut beredar tanpa banyak berkomentar. Paling anak buah SBY di Demokrat yang akan bawel.
Buku tersebut merupakan kritik dari pengalamannya selama menjadi anggota Wantimpres. Nasihat-nasihat Adnan Buyung tak pernah didengar SBY. Buku ini hadir sebagai bentuk kegelisahan, kekecewaan serta kejengkelan Adnan Buyung terhadap sang Presiden. Saya pikir, saat Adnan diminta untuk menjadi anggota Wantimpres, SBY sudah diingatkan supaya mau ”dimarahi”.
Setelah berjalan, ternyata SBY merasa kupingnya kian memerah mendengar nasihat-nasihat Adnan yang tak enak di hati SBY. Dua tahun di Wantimpres, Adnan memilih keluar. Kini buku tersebut hadir dan bisa didapatkan di toko buku Gramedia dan toko buku terdekat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar